Mar 4, 2007

Antara Brandon dan Bambang



Ini kisah seorang istri yang kesabarannya hampir habis menghadapi kebiasaan sang suami yang nggak mau ambil pusing menjaga kebersihan rumah. "Dia sama sekali nggak perduli rumah mau berantakan kaya apa, sementara saya dibesarkan di lingkungan yang sama sekali beda, semuanya serba teratur rapi pada tempatnya". Sudah berbagai macam nasehat dari teman2nya yang menyarankan trik-trik dalam menghadapi tingkah laku pasangan yang bikin cape ati. Beberapa anjuran yang paling jitu yaitu :


Trik 1 : Ngalah Aja Deh, emang dasarnya laki-laki dimana-mana sama aja
Sumber : Nyokap - hasil dari 40 tahun pernikahan
Daripada ribut nggak jelas, mendingan kerjain aja semua sendiri. Memang sih trik ini kedengeran jadoel banget a'la Stepford Wives, jadilah selama 3 hari aku mengerjakan tugas2 membersihkan rumah, buang sampah, cucian dsb - sepulang dari kantor!

Hasilnya : rumah bersih, tapi tetep jengkel. Aku ini istrinya atau 'Inem'nya sih? Mungkin trik dari nyokap udah gak jaman lagi dimana peran istri bukan lagi sebagai tukang bebersih di rumah - tapi sudah sebagai partner, bagi tugas sama rata. Sama-sama kerja di kantor juga kok!


Trik 2 : Cuekin Aja
Sumber : Kakak - sudah 7 tahun nikah
Trik nomer 2 dijalankan selama seminggu, rumah dibiarkan berantakan. Ternyata gampang juga ya! Seminggu berjalan mulus tanpa ribut-ribut dengan suami. Sampai satu hari saya mengundang teman-teman *yang sebelumnya sudah dikompakin soal aksi mogok beberes ini*. Ternyata mengena juga trik ini. Suami menegur saya sambil panik beberes "Bisa2nya kamu bawa teman padahal rumah berantakan kaya gini". Aku cuma tertawa "Berantakan apanya?"
Hasilnya : Berhasil! Tapi kok rasanya bersalah juga ya memakai reverse psychology macam ini.


Trik 3 : Mogok Servis
Sumber : Teman - *frenemy itu maksudnya friend-enemy gitu?*
Gampang kok, tinggal bilang NO - tapi terus terang aku nggak gitu sreg dengan cara ini. Terlalu manipulative. Ternyata cara yang paling tepat bicara terus terang kalau kita merasa pembagian tugas rumah kurang adil. Solusi bisa diupayakan bersama. Yang jelas kaum lelaki itu memang agak kurang sensitif kalau hanya diberi sindiran halus atau sinyal-sinyal nggak jelas, musti bilang terus terang "Aku nggak suka A karena ini dan itu"


Secara suamiku sendiri juga suka agak kurang tanggap sama hal-hal seperti ini. Aku suka sindir memanggil dia dengan nama-nama yang berbau jawa. Tadinya dia sempet tersinggung karena disamakan dengan laki-laki jawa, yang manja & maunya diladeni aja, tapi sekarang udah enggak kok........ Iya kan Bambang?


**Article is adopted from The Nest online magazine

No comments: