Mar 20, 2007

Oleh-oleh dari Inner Mongolia

Main street of the "moslem area"


Dari sebelum kita berangkat, sudah diwanti-wanti kalau disana bakalan jauh lebih dingin dari kota kecil tempat kita tinggal, bahkan lebih dingin dari Beijing. Malah ada yang bilang sekarang lagi musim sandstorm di Mongol sana. Perjalanan dengan pesawat dari Pudong Airport di Shanghai memakan waktu hampir 3 jam. Nyatanya sebagai gerbang Mongolian grassland yang terkenal itu, lumayan banyak juga turis yang berkunjung. Kali ini kita satu flight dengan group turis dari eropa. Begitu pintu pesawat dibuka, disambut dengan udara dingin yang kering dan bau khas batubara - karena ternyata Hohhot memang salah satu penghasil batubara dan masih banyak industri kecil yang memakai bahan bakar batubara. Ciri khas kota di China memang. Sama seperti Harbin. Hasil jalan2 diluar tanpa pelindung mulut & hidung bisa membuat lubang hidung jadi hitam.

Nggak ada badai pasir saat kita disana, mungkin belum waktunya. Katanya sekitar bulan April, saat musim semi. Hohhot ternyata lebih besar dari yang kita bayangkan. Jalan2 besar, gedung-gedung megah, stadium olah raga yang 3 kali lebih besar dari yang ada di kota Changshu. Wah, pemerintah sini jor-joran banget kayanya.


Sweets anyone?

Malamnya acara dinner, kita diajak ke salah satu resto yang lumayan terkenal katanya. Chinese food ala moslem. Loh? Ternyata di daerah situ sebagian penduduknya beragama Islam. Bener2 kontrast dengan arsitektur gedung disekitarnya, karena di salah satu sudut kota dengan latar belakang hamparan gurun yang luas, satu jalan utamanya dihiasi dengan arsitektur gedung2 bergaya islami. Papan nama dan jalan ditulis dalam 3 karakter - chinese, mongolian dan arabic. Wah, cantik banget......

No comments: